KADINBANDUNG.COM - Pada kesempatan membuka acara Coffee Monday, Senin, 22 Februari 2021 di Graha KADIN Kota Bandung, Jalan Talaga Bodas No. 31 Kota Bandung, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung, Iwa Gartiwa mengatakan, pandemi covid ini belum tuntas, belum beres, Alhamdulillah Kota Bandung sekarang sudah di zona kuning, mudah-mudahan tak lama lagi zona hijau”, tutur Iwa.
“Kita tahu dalam pandemi para pengusaha khususnya UMKM mengalami penurunan, tapi KADIN Kota Bandung terus berusaha mengajak kepada para pengusaha terutama UMKM agar jangan larut dengan pandemi, tapi kita harus terus berjuang, terus bergeliat, agar bisa survive, karena pengusaha yang bertahan pada saat pandemi, nanti ketika pandemi ini selesai maka dialah yang akan jadi yang paling tangguh, yang paling maju, itu yang kita harapkan” , ujar Iwa Gartiwa.
Dalam sambutannnya Iwa Gartiwa juga mengatakan KADIN Kota Bandung sekarang ditunjuk menjadi Wakil Ketua Harian Satgas Program Pemulihan Ekonomi Kota Bandung, kita sudah beberapa kali mengadakan rapat dengan Walikota Bandung, Oded M. Danial untuk menetapkan kebijakan dan Program Pemulihan Kota Bandung, walau sebenarnya KADIN Kota Bandung sendiri sudah lebih dulu punya program GEBB (Gerakan Ekonomi Bandung Bangkit) yang sudah kita gulirkan sejak awal pandemi covid-1 di Tahun 2020 dengan kegiatan Coffee Monday dan Kamis Manis ngobrol Bisnis yang sampai sekarang terus kita laksanakan untuk UMKM.
“Melalui kegiatan seperti Coffee Monday ini Saya harapkan UMKM curhat apa saja masalah dan kendala yang dihadapi dalam usaha, baik masalah permodalan, marketing, packaging, termasuk masalah permodalan dan lain sebagainya, tolong sampaikan, mudah-mudahan kita bisa memberikan solusinya”, tambah Iwa.
Narasumber beserta peserta coffee monday
Selanjutnya dikatakan Iwa “KADIN Kota Bandung bekerjasama dengan Kejaksaaan Negeri Bandung dan LPDB menyalurkan dana bantuan bergulir untuk Koperasi, jika ada yang punya koperasi maka silahkan ajukan proposalnya, nanti akan kita kawal, tapi harus diingat dana ini harus dikembalikan karena sifatnya bergulir”, jelas Iwa lagi.
Iwa juga mengatakan “ Intinya harus diketahui bahwa KADIN itu dibentuk berdasarkan UU. No. 1 Tahun 1987, AD/ART nya juga berdasarkan Keppres., tetapi KADIN bukan lembaga pemerintah, kita adalah mitra pemerintah. KADIN bukan dibawah Walikota, tapi sejajar, kita mitra pemerintah, kita memberikan masukan kepada pemerintah dan juga DPRD dalam masalah ekonomi. KADIN ada di setiap wilayah di tingkat kota dan kabupaten, juga ada di beberapa negara di luar negeri sebagai wadahnya para pengusaha, karena itulah fungsinyanya KADIN”, tutur Iwa.
“Tolong jangan canggung atau sungkan dengan KADIN, KADIN adalah rumah bersama, rumah pengusaha, gedung KADIN Kota Bandung ini juga berdiri dengan biaya sendiri tanpa anggaran dari pemerintah, jadi manfaatkan KADIN untuk para pengusaha. Di KADIN Kota Bandung juga ada Majalah Entreneur KADIN Bandung, ada UPZ (Unit Pengelolaan Zakat) KADIN Bandung, UMKM sebagai pengusaha bisa berinfak, Shodaqoh dan berzakat lewat UPZ KADIN, kita Insya Allah akan selalu jaga amanah, karena kita semua basicnya adalah para pengusaha, dan kita akan kembalikan semua pada pemberi zakat, karena kita mencari amal ibadah, semoga berkah “ tutur Iwa Gartiwa.
“Yang terpenting UMKM jangan lelah , jangan bosan untuk berlatih, terus menjaga silaturahmi, termasuk melalui online, terutama dengan teman-teman terdekat dijaga terus silaturahmi, karena mereka yang pertama awareness, akhirnya membeli produk kita, dan kurasi produk juga biasanya pertama kali lewat teman-teman dekat, termasuk kritikannya, jika produk kita masih ada kekurangan”, terang Iwa.
Lebih jauh dalam acara Coffee Monday yang ke-32 ini Iwa Gartiwa yang didampingi oleh narasumber lainnya Bambang Tris Bintoro , Wakil ketua Bidang UMKM dan Kemitraaan, Rustam Hutabarat, Komite Tetap Organisasi dan Keanggotaan, Ilwan Syahwiladan, penanggungjawab Coffee Moday dan juga Komite Tetap MICE dan Promosi Usaha, serta Bhakti Desta Alamsyah, Komite Tetap Waralaba dan Kemitraaan, memjawab pertanyaan para peserta UMKM.
Menjawab permasalahan tentang pengajuan pinjaman permodalan, Iwa mengatakan, “Kalau kita punya angunan maka tidak akan kena BI Checking jika kita mengajukan ke koperasi lewat program LPDB. Untuk pengajuan pinjaman sebenarnya ada 3 instrumen, bisa ke BUMN/PKBL, Koperasi dan LPDB, serta ke Perbankan. Untuk pengajuan ke BUMN diantaranya bisa ke Pegadaian, Pegadaian ini bunganya cukup murah, tapi seandainya terkena BI Checking karena ada kredit macet, misalnya bekas kredit motor, kartu kredit, pinjmanan di fintek, maka tidak bisa mengajukan pinjaman ke PKBL/BUMN dan perbankan, kemudian pengajuan lainnya bisa lewat koperasi dan LPDB. Selanjutnya jika memang kita sudah aman tidak ada BI Checking bisa lagsung pengajuan pinjaman ke bank saja, terutama ke Bank yang sudah kerjasama dengan KADIN Kota Bandung, nanti KADIN akan mengendorse dan ikut mendukung” ujar Iwa.
“Sedangkan untuk masalah bagaimana cara memasarkan barang, sebetulnya dalam usaha kita harus citptakan pasar, karena kalau tidak bisa menciptakan pasar, maka kita harus merebut pasar, harus bersaing dengan produk yang sudah ada duluan. Agar kita bisa menciptakan pasar kita harus punya keyakinan dalam diri kita bahwa produk kita lebih bagus dari yang lain, caranya adalah pertama kali kita coba tawarkan atau pasarkan produk ke kawan-kawan kita sendiri, maka disitu akan tercipta pasar, karena kalau langsung dipasarkan ke toko-toko berarti kita harus merebut pasar”, terang Iwa.
Menurut Iwa, usaha yang baik adalah usaha itu semaksimal mungkin harus bisa dengan modal dengkul, kalau memang sudah tidak bisa dengan modal dengkul maka harus ada modal. Karena sering juga yang bertanya saya membutuhkan modal dan harus usaha apa, tapi usahanya sendiri belum ada, jadi usahanya harus ada dulu baru bicara butuh tambahan modal, ujar Iwa menjawab pertanyaan salah satu peserta yang ingin tambahan modal.
Sedangkan dalam menjawab bisnis apa yang bagus pada saat pandemi Iwa berujar, “Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dilakukan, langsung praktek, dimulai saja dulu, karena kalau sudah dimulai usahanya nanti akan terbuka, akan muncul ide-ide, karena yang sulit itu sebenarnya adalah memulainya”, ujar Iwa. Ditambahkan Iwa “Dalam usaha itu pasti akan muncul masalah dan masalah itu sebenarnya adalah peluang, sebagai contoh dulu pengiriman barang itu menjadi masalah, justru sekarang muncul usaha-usaha kiriman online, dan usaha yang berkembang selama pandemi ini salah satunya adalah usaha cargo, di Bandung sekarang usaha cargo banyak berterbaran, yang penting kita semangat dan terus komunkasi, silaturahmi dijalin terus, jadi pengusaha harus masuk ke komunitas pengusaha, jika kita punya masalah bisa dikomunikasikan dan sharing dengan sesama pengusaha, terutama yang berhasil”, ungkap Iwa Gartiwa
Dikatakan Iwa “Kalau kita usaha, maka brand usaha itu harus menempel atau melekat pada diri kita, jadi misal punya usaha jasa las maka orang-orang disekitar kita itu harus tahu usaha las kita”, tutur Iwa menjawab pertanyaan dari peserta yang mempunyai usaha jasa bengkel las.
“COFFEE MONDAY”
Sarana Curhatan dan Cerita Sukses UMKM
Senin, 22 Februari 2021, Aula Lt.1 Graha Kadin Kadin Kota Bandung
Jalan Talaga Bodas No. 31 Kota Bandung
Editor: Ridwan Kurniawan